Breaking News

LAPAN Sukses Uji Dua Roket Penyempurnaan

HUMBAHASTIMES -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN sukses meluncurkan dua roket eksperimen RX 450 dan RX 1220 di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut, Jawa Barat.

LAPAN menyebutkan hasil awal secara visual menunjukkan uji terbang roket eksperimen itu lebih baik dari uji terbang sebelumnya. Peluncuran tersebut dihadiri oleh perwakilan Kementerian Keuangan RI dan Bappenas.

Kepala Program Peluncuran Roket, Bagus H. Jihat menjelaskan, program RX 1220 adalah cikal bakal dari Roket R-HAN122 B. Sedangkan uji terbang RX 450 merupakan penyempurnaan teknologi dari uji terbang RX 450 sebelumnya yang dilakukan pada 2015 dan 2016.

“Untuk program tahun 2018, diharapkan dapat dilakukan uji terbang RX 320 sistem separasi muatan," kata dia dikutip dari situs LAPAN, Jumat 8 Desember 2017.

Deputi Bidang TeknoIogi Penerbangan dan Antariksa, Rika Andiarti menyatakan, uji terbang roket RX 450 secara kinerja terhitung sukses dibandingkan dengan uji terbang sebelumnya.

“Meskipun kita belum memperoleh data secara teknis,” jelasnya.

Rika mengatakan meskipun belum optimal, LAPAN terus melakukan perbaikan dan improvisasi kinerja Roket RX 450.

Dalam Renstra, capaian tahun 2019 sudah terprogram. Akan tetapi hal itu harus memenuhi berbagai persyaratan. Salah satunya peningkatan dalam sistem penerimaan data, peningkatan jangkauan terbang, dan kinerja lebih baik dari peluncuran sebelumnya. Momentum uji terbang kali ini akan dilanjutkan dengan uji statik roket RX 550.

Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan RX 450 merupakan roket terbesar yang pernah diluncurkan LAPAN. Program Roket Sonda LAPAN ditujukan untuk maksud-maksud damai. Roket ini yang nantinya akan digunakan dalam salah satu rangkaian Roket Pengorbit Satelit (RPS). Tentu saja hal ini disinergikan dengan rencana pembangunan bandar antariksa.

Thomas menjelaskan, penguasaan teknologi roket mengalami berlapis-lapis kendala karena tingkat kesulitannya lebih tinggi. “Meskipun diberi anggaran besar, belum tentu bisa terealisasi karena kita belum ditunjang dengan SDM dan industri pendukung yang lebih memadai,” tuturnya. (sumber)